Resensi berani menghadapi perubahan dlm era digital
B. Indonesia
rulihidayat501
Pertanyaan
Resensi berani menghadapi perubahan dlm era digital
1 Jawaban
-
1. Jawaban Lheny21
Hingga kini perdebatan masih terus berlangsung tentang apakah benar daya beli masyarakat mengalami kemerosotan atau setidaknya melemah. Ketika berpidato pada Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 28 November lalu, Presiden menegaskan kembali bahwa tidak terjadi penurunan daya beli masyarakat. Para menteri ekonomi dan pejabat tinggi lainnya pun berulang kali menyampaikan hal yang sama dengan memaparkan serangkaian data yang meyakinkan. Namun, tetap saja masih berkumandang suara-suara yang mengatakan daya beli masyarakat melemah.
Sejumlah kalangan yang meyakini terjadi penurunan daya beli masyarakat menggunakan beberapa indikator sebagai penguatnya. Pertama, penurunan omzet peritel dan pusat-pusat perbelanjaan.
Kedua, toko yang menjajakan merek-merek terkenal seperti GAP dan H&M serta beberapa peritel modern dengan nama besar seperti Debenhams dan Lotus telah menutup atau berencana akan segera menutup gerainya pada khir tahun ini. Pusat perdagangan elektronik di Glodok senyap. Matahari dan Ramayana juga telah menutup gerainya di beberapa lokasi. Ratusan gerai 7-eleven di seluruh Indonesia serempak ditutup pada akhir Juni lalu.
Ketiga, volume penjualan beberapa jenis produk makanan dan minuman merosot atau mengalami pertumbuhan negatif, seperti yang dialami oleh mie instan dan minuman dalam kemasan.
Keempat, perilaku belanja masyarakat mengalami perubahan. Produk-produk isi ulang dan dengan kemasan lebih kecil atau saset meningkat, yang mengindikasikan tekanan kemampuan belanja masyarakat karena penurunan daya beli.
Sementara itu, data makroekonomi menunjukkan belanja rumahtangga riil (tidak memperhitungkan faktor kenaikan harga) masih mengalami peningkatan sekitar lima persen. Subsektor perdagangan besar dan eceran (termasuk pusat perbelanjaan dan gerai modern lainnya) juga masih menikmati pertumbuhan positif dan bahkan meningkat dari 4,01 persen pada truwulan II-2017 menjadi 5,35 persen pada triwulan III-2017.