B. Indonesia

Pertanyaan

Dongeng dan cerita rakyat sesuai untuk masyarakat modern pihak netral

1 Jawaban

  • Derita Ibu

    Dahulu ada suami istri yang mempunyai 3 orang anak yang masih kecil. Setiap pagi mereka makan bersama. Selesai makan barulah sang ayah berangkat bekerja ke kebun.
    Pagi itu mereka makan bersama, masing - masing mendapat jatah ikan secara adil. Kebetulan masih ada sisa ikan yang belum dimakan. Sebelum berangkat ke kebun si suami berpesan kepada istrinya. "Bu, simpanlah sisa ikan itu untuk makan nanti sore." "Baik, pak. Akan saya simpan di lemari makan." jawab si istri.
    Sang suami berangkat ke kebun untuk mengolah tanah. Sang istri menyimpan sisa ikan itu di lemari makanan. Ketika siang hari sang istri dan ketiga anaknya makan bersama.
    Tiba - tiba anaknya yang paling kecil menangis. Anak itu minta makan dengan lauk ikan yang disimpan di lemari. Sang ibu mencoba menjelaskan bahwa sisa ikan itu hanyalah untuk ayah mereka, namun si bungsu malah menangis terus sembari berguling - guling tiada henti.
    Akhirnya si ibu tak sampai hati, ia memberikan sisa ikan itu kepada si bungsu. Si bungsu pun berhenti menangis.
    Sore hari ayah mereka pulang dari kebun dalam keadaan lapar. Sang ibu segera menghidangkan makanan. Namun ketika sang ayah tidak melihat sisa ikan tadi pagi seketika keningnya berkerut dan wajahnya masam.
    Ayah : "Bu, mana sisa ikan tadi pagi?"
    Ibu : "Maaf, Yah. Si bungsu tadi menangis,"
    Ayah : "Kenapa ia menangis?".
    Ibu : " Si bungsu menangis minta makan dengan lauk ikan. Kemudian, sisa ikan itu saya berikan kepadanya."
    Sang ayah pun marah. Ia berhenti makan. Namun, sang ibu tetap diam. Sang ibu tetap tidak mengucapkan sepatah kata pun. Ia hanya minta maaf karena merasa bersalah.
    Ibu : "Saya minta maaf, Ayah. Saya merasa bersalah," kata sang ibu.
    Ayah : "Aku tidak mau tahu. Aku telah berpesan agar sisa ikan itu disimpan,"
    Ibu : "Saya telah menyimpan sisa ikan itu, tetapi si bungsu menangis sambil berguling - guling meminta ikan. Saya tidak sampai hati melihatnya. Untuk itu, saya berikan sisa ikan kepadanya."
    Hari telah malam. Sang ayah masih tetap marah. Makin malam marahnya pun makin menjadi - jadi sehingga istrinya merasa serba salah, sedih dan nelangsa. Tega - teganya suaminya marah seperti itu hanya karena sisa ikan dimakan anaknya sendiri yang paling kecil. Malam itu sang ibu menangis terus. Tapi si ayah masih marah - marah. Merasa tak tahan dimarahi suaminya, sang ibu meninggalkan rumah. Ia pergi ke laut.
    Malam itu ketiga anaknya telah tidur nyenyak. Sementara sang ayah masih tetap marah. Pada pagi harinya, sesudah bangun tidur, ketiga anaknya mencari sang ibu. Selanjutnya, si sulung mengajak kedua adiknya mencari ibu mereka ke laut.
    Si sulung : "Dik, mari kita coba mencari ke laut,"
    Si bungsu : "Kenapa harus ke laut, kak?"
    Si sulung : "Aku sendiri tidak tahu, barangkali saja ibu ada disana."
    si bungsu : "Ya, mungkin ibu mencari ikan di laut agar ayah tidak marah - marah."
    Si sulung : "Benar ! bukankah adik kemarin menangis terus minta lauk ikan?"
    Mereka pergi ke laut, di tepi pantai mereka memanggil - manggil ibunya. Setelah lama memanggil - manggil ibunya, tiba - tiba ibu mereka muncul dari laut. Sang ibu pun segera menghampiri si bungsu dan menyusuinya. Setelah itu, sang ibu berpesan agar ketiga anaknya segera pulang.
    Mereka mematuhi perintah ibunya. Mereka pun pulang. Namun, hingga malam hari tiba ibu mereka tidak juga kunjung datang. Oleh karena itu, esok harinya mereka pergi kembali ke laut.
    Pagi - pagi benar, mereka menyusul sang ibu ke laut. setiba di laut, mereka memanggil ibu mereka lagi.
    Si sulung : "Ibu pulanglah ibu...! si bungsu ingin menyusui!"
    Mereka melihat tubuh ibu mereka bersisik. Mereka pun tidak percaya bahwa itu adalah ibunya.

    demikianlah asal - usul ikan duyung di Sulawesi Tebgah.

Pertanyaan Lainnya